Tuesday, September 25, 2018

Filsafat Pendidikan Episode 1



Apa Itu Pemahaman Materialisme?

Akal merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain. Dari akal pula muncul berbagai ilmu pengetahuan meskipun pemikiran yang dilakukan akal bersumber pula dari ilmu-ilmu yang telah ada. Dengan kemampuan rasio manusia dapat menjangkau jauh sesuatu dan menemukan  sebuah kebenaran filsafat. Dengan tingkat pemahaman manusia yang beragam menyebabkan perbedaan pendapat tentang kebenaran yang dianut. Hal ini menimbulkan berbagai aliran dalam dunia fisafat yang salah satunya adalah filsafat materialisme.
Pada sekitar abad 18 paham materialism ini tumbuh subur di Barat karena sudah banyak para filosof yang menganut paham tersebut. Meskipun demikian teori ini banyak ditentang oleh para tokoh agama karena paham ini dianggap tidak mengakui adanya Tuhan dan dianggap tidak dapat menggambarkan kenyataan.

Pengertian dan Sejarah Munculnya Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai bahan, benda atau segala sesuatu yang tampak , sedangkan isme adalah kepercayaan berdasarkan politik, sosial atau ekonomi . Jadi materialisme dapat dipahami sebagai sebuah paham yang menyataka  segala sesuatu yang terjadi didunia disebabkan oleh (atau bersumber dari) benda atau pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra . Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis
Hal senada juga dinyatakan oleh beberapa tokoh tentang makna materialisme. Seperti Keith Campbell yang menulis dalam bukunya , “Materialisme, in tis philosophical sense, is the view that all that exist is matter pr is wholly dependent upon matter for its existence” . Dalam pernyataan Campbell tersebut dijelaskan bahwa materialisme menyatakan bahwa dunia ini tiada lain terdiri dan tergantung kepada benda materi. Atau seperti Dagobert D. Runes juga menulis, “... that everything is strictly caused by material”,  caused by material” , yang mana dimaksudkan bahwa bagi materialisme seluruh kejadian dapat dijabarkan kepada materi dan proses material.
Kesimpulannya bahwa materialisme yang juga lazim disebut aliran serba zat yang merupakan bagian dari filsafat metafisika dan terutama ontologi. Materialisme mengarah kepada anggapan bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah benda atau materi, dan kenyataan ini diacukan untuk menjawab sejumlah soal yang berhubungan denga sifat dan wujud dari keberadaan. Karena persoalan roh dan jiwa dalam aliran ini dianggap bukan sebagai subtansi yang berdiri sendiri, tetapi dirumuskan sebagai akibat dari proses materi. Aspek rohani manusia dioandang sebagai produk sampingan dari jasmani. 
Sejarah munculnya paham materialisme terjadi pada abad ke-17 dan ke-18, tapi sebenarnya berakar dari zaman pertengahan yaitu ketika penemuan-penemuan baru dalam ilmu alam khususnya fisika dan astronomi. Namun pada zaman itu dominasi gereja sangat kuat sehingga selama kurun waktu yang panjang pemikiran mengenai materialisme  ditolak dan dikubur. Terbukti dengan adanya tindakan Gereja menutup sekolah-sekolah filsafat, seperti di Athena zaman Kaisar Flavius Anicius Justianus (483-565). Di samping itu memang dari kalangan Gereja muncul tokoh-tokoh kuat pambela filsafat Kristen (Patriarki), seperti Tertualianus (160-222) dan Agustinus (354-430). Baru pada abad ke-17 dan terutama pada abad ke-18 sesudah zaman Renaisance,yakni ketika pengaruh ilmu alam berkembang pesat, tendensi materialisme muncul kembali. 
 Berikut adalah beberapa tokoh-tokoh penganut paham materialisme beserta pendapat mereka dalam mengusung paham materialisme, adalah sebagai berikut : 
  1. Anaximenes ( 585 -528), berpendapat bahwa unsur asal adalah udara
  2. Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api
  3. Anaximandros ( 610 -545 SM), berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas
  4. Thales ( 625 -545 SM), berpendapat bahwa unsur asal adalah air
  5. Demokritos (kl.460 -545 SM), berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta
  6. Thomas Hobbes ( 1588 -1679), berpendapat bahwa manusia adalah sumber segalanya
  7. Lamettrie (1709 -1715), berpendapat bahwa jiwa tidak dapat dilepaskan dari ikatan-ikatan materi dan manusia sebagai mesin dapat diteliti seluk-beluknya seperti benda fisik lain dalam ilmu alam.
  8. Feuerbach (1804 -1877), berpendapat bahwa gejolak pokok realitas adalah alam atau materi dan di tempat ini ajarannya dipusatkan pada manusia karena manusia adalah makhluk alam
  9. Karl Marx (1818 -1883), berpendapat bahwa manusia dan alam adalah sumber dari segala materi. 
Aliran-Aliran dan Dasar-Dasar Paham Materialisme
Dalam sejarahnya paham materialisme terbagi dalam beberapa aliran pemahaman. Aliran-aliran dalam materialisme ini maksudnya adalah bahwa kaum materialisme tidak seluruhnya dari dulu sampai sekarang dalam satu konsep pendapat yang tetap. Adapun aliran-aliran dalam materialisme adalah  : 
1. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis.Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materialisme mekanik tersistematis ketika ilmu tentang meknika mulai berkembang dengan pesat, tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah Demokritus (± 460-370 SM), Heraklitus (± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa aktivitas psikik hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak. Mulai abad ke-4 sebelum masehi pandangan materialisme primitif ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan pandangan idealisme yang diusung oleh Plato dan Aristoteles.
Sejak itu, ± 1700 tahun lamanya dunia filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme. Baru pada akhir jaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai klas baru dengan cara produksinya yang baru, materialisme mekanik muncul dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah maju sedemikian pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadi senjata moril/idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih berkuasa ketika itu.Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya revolusi industri, di negeri-negeri Eropa.Wakil-wakil dari filsafat materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M), Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dan sebagainya.Aliran filsafat materialisme mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie (1709-1751 M) yang disebut juga materialisme Perancis.
2. Materialisme metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar.Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar.selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya “ide absolut” pra-dunia dari Hegel , adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya pencipta diluar dunia; bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca indera kita adalah satu-satunya realitet.
3. Materialisme dialektis
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis.Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi dan saling bergantung satu dengan lainnya.Gerak materi itu adalah gerakan yang dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral.Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels (1820-1895 M).
4. Materialisme historis
Materialisme histori adalah penerapan pandangan materalis dan metode dialektis dari filsafat materialisme dialektik pada gejala sosial atau didalam masyarakat.Materialisme histori adalah materialisme dialektiknya sejarah, atau materialisme dialektik yang berlaku didalam keadaan sosial atau didalam masyarakat.Dalam materialisme historis manusia hanya dapat dipahami jika dia ditempatkan dalam konteks sejarah.Manusia pada hakekatnya adalah insan yang bersejarah.Setiap peristiwa – peristiwa bersejarah selalu berkaitan dengan manusia. Jadi manusia sebagai pemangku sejarah tidaklain adalah keseluruhan relasi–relasi masyarakat.
Salah satu tokoh yang mendukung aliran ini adalah Karl Marx.Dimana pandangan Karl Marx terhadap materialism historis yang merupakan dasar klaim Karl Marx bahwa sosialismenya adalah ilmiah. Marx merasa telah menghilangkan kebebasan kehendak manusia sebagai faktor-faktor penentu sejarah, karena ia menghilangkan kebebasan kehendak manusia sebagai factor perubahan masyarakat yang relevan.
Materialisme Historis Marx mengajarkan tentang: keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas.Di sekitar abad ke delapan belas dan awal abad ke Sembilan belas, Marx menempatkan dirinya dalam romantisme di Eropa.Romantisme adalah gerakan yang mencitakan penolakan terhadap liberalism yang berlangsung di Eropa. Teori-teori ini dipopulerkan oleh tokoh semacam Jan Jaques Rosseau.

Adapun yang menjadi dasar-dasar dalam pemikiran paham ini adalah sebagai berikut :
  1. Bersifat empiris, yakni memahami sesuatu atas dasar akal dan indera saja
  2. Bersifat naturalisme, yakni semua adalah alamiah
  3. Alam merupakan semesta yang bersifat abadi dan sebagai keseluruhan tidak terarah secara lurus kepada satu tujuan tertentu
  4. Jiwa merupakan gejala dari materi
  5. Semua peruahan yang terjadi bersifat kepastian semata
  6. Subtansi-subtansi materi merupakan penyusun utama sebuah materi, dalam hal ini adalah atom. 
Kritik Terhadap Paham Materialisme
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropah Barat.
Pada abad ke-19 pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalildalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan adalah sebagai berikut :
  1. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya
  2. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.
  3. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan
  4. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.
a.      Definisi Materialisme
    Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai bahan, benda, segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis.Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta, uang, dan sebagainya). Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada.
  Menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada baharu muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan fikiran yang menentukan pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan fikiran.” Maksudnya sifat/fikiran seorang individu itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi materi atau sebab yang mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.
b.      Sejarah Perkembangan filsafat Materialisme
Filosuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakn salah satu filosuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filosuf lain yang juga turut mengembangankan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus. Pendapat mereka tentang Materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di prancis pada masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham itu adalah L’homme machine (manusia mesin) dan  L’homme plante (manusia tumbuhan). Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von Holbach yang mengemukakan suatu materialisme atiesme. Materialisme etiesme serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya tuhan secara mutlak. Jiwa sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak.
Benih-benih materialisme sudah muncul sejak zaman Yunani kuno. Sebelum muncul pertanyaan-pertanyaan filsafat idealistik (yang menonjol sejak plato), filsafat Yunani berangkat dari filsafat materialisme yang mengambil bentuk pada upaya untuk  menyelidik tentang alam sebagai materi. Bahkan mayoritas filosuf percaya bahwa tidak mungkin ada sesuatu yang muncul dari ketiadaan. Materi alam dipelajari secara habis-habisan, sehingga menghasilkan tesis filsafat tentang apa sebenarnya substansi menyusun alam kehidupan ini.
Pada abad pertama Masehi, paham materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap paham ini. Baru pada zaman pencerahan (Aufkalrung), materialisme mendapat tanggapan dari penganut yang penting di Eropa Barat.
Materialisme berpendirian bahwa pada hakikatnya sesuatu itu adalah bahan belaka. Pandangan ini Berjaya pada abad ke-19. Materialisme jelas tidak akan bisa hilang dan mati karena hidup ini sangat nyata, dimana manusia terus saja mengembangkan diri dari ranah material. Zaman kegelapan yang didominasi dengan agama yang menggelapkan kesadaraan jelas tak dapat membendung perkembangan material, yaitu teknologi yang merupakan alat bantu manusia untuk mengatasi kesulitan material dan membantu manusia memahami alam. Misalnya, dengan teleskop dapat diketahui susunan jagat raya, dengan transportasi dan komunikasi pertukaran pengetahuan semakin cepat. Idialisme yang subjektif jelas tidak dapat dipertahankan.
Pada abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme. Materialisme dan Empirisme adalah perangsang munculnya IPTEK karena berpikir pada kegiatan melakukan eksperimen-eksperimen ilmiyah yang memicu perkembangan ilmu dan teknologi.
Filsafat materialisme beranggapan bahwa hubungan adalah hubungan material yang saling mempengaruhi. Karenanya, memahami hubungan harus menggunakan landasan berfikir yang materialis. Berfikir materialis berarti percaya pada hukum-hukum materi, yaitu sebagai berikut:
·      Hukum I: “Materi itu ada, nyata, dan konkret”.
Materi itu ada dan nyata dalam hidup kita. Kita bisa mengenali materi melalui indra kita. Jadi, bukan karena tak tertangkap indra kita, lantas kita mengatakan bahwa sesuatu itu tidak ada.
·      Hukum II:”Materi itu terdiri dari materi-materi yang lebih kecil dan saling berhubungan (dialektis)”.
Jadi, dialektika adalah hukum keberadaan materi itu sendiri. Materi-materi kecil menyatu dan menyusun satu kesatuan yang kemudian disebut sebagai materi lainya yang secara kualitas lain. Karenanya namanya juga lain.
·      Hukum III:”Materi mengalami kontradiksi”.
Karena materi terdiri  dari materi-materi yang lebih kecil  antara satu materi dengan materi lainnya mengalami kontradiksi, atau saling bertentangan. Jika tak ada kontras, tak akan ada bentuk yang berbeda-beda. Jika tidak ada kontradiksi, tak ada kualitas yang berbeda, kualitas baru, atau kualitas yang menunjukkan adanya perubahan susunan materi yang baru.
·      Hukum IV:”Materi selalu berubah dan akan selalu berubah”.
Perubahan dimulai dengan kontradiksi atau akibat pengaruh antara materi-materi yang menyusunnya maupun karena intervensi dari luar. Tak ada yang lebih abadi dari pada perubahan itu sendiri.

Thursday, September 20, 2018

LAPORAN INDIVIDU MAGANG 3 TAHUN 2018


 
LAPORAN INDIVIDU MAGANG 3
DI SD MUHAMMADIYAH 11 SEMARANG




Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan
penyelesaian Magang 3


Oleh:
Anditasari Dewi Pramukti
NPM 15120187
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar




LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI (LPP) UNIVERSITAS PGRI SEMARANG SEPTEMBER 2018

A.  Penyusunan RPP
        Dalam menyusun RPP ada beberapa kendala yang saya hadapi. Kendala-kendala tersebut diantaranya: pada saat menyusun RPP terkadang masih bingung dalam membuat indikator pembelajaran dari KD. Selain itu, dalam pembuatan media terkadang masih bingung. Hal tersebut dikarenakan kurang memahami materi tematik dari RPP dan deadline pembuatan RPP. Kendala tersebut bisa diatasi dengan memahami berulang-ulang materi pembelajaran yang akan diajarkan, lalu menyusun media yang tepat untuk digunakan. Dan untuk materi tematik yang kurang memahami bisa diatasi dengan cara menggunakan panduan dari buku guru dan buku siswa kurikulum 2013.
        Penyusunan RPP dimulai sejak 2 hari setelah penerjunan magang 3 di SD Muhammadiyah 11 Semarang tepatnya tanggal 26 Juli 2018. Setiap mahasiswa diharuskan membuat 6 RPP dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan ketentuan tema dan pembelajaran yang telah dibagi oleh guru pembimbing magang. Pada minggu ke-2 dan ke-3 mahasiswa magang 3 melakukan praktik mengajar di setiap kelas yang telah di bagi oleh guru pembimbing magang.
B.  Latihan Praktik Mengajar
      Selama saya melakukan praktik mengajar di SD Muhammadiyah 11 Semarang ada suka dan dukanya. Sukanya adalah praktik mengajar ini merupakan pengalaman pertama saya dalam melakukan pembelajaran bersama peserta didik di SD Muhammadiyah 11 Semarang. Bertemu dengan anak-anak merupakan hal yang sangat menyenangkan.
        Namun, tidak sedikit pula kendala yang saya hadapi saat melakukan praktik mengajar tersebut, diantaranya: pada kelas rendah (kelas 1 sampai 3) pengondisian kelas dan peserta didik terkadang kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan mereka lebih suka banyak bermain serta memiliki tingkat penasaran tinggi sehingga dalam pembelajaran terkadang kurang bisa dikondisikan. Pada kelas tinggi (kelas 4 sampai 6) lebih mudah dikondisikan dan mereka lebih mudah untuk diajak serius memahami materi pembelajaran.
C.  Kegiatan Ekstrakurikuler
         Kegiatan ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah 11 Semarang ada bermacam-macam. Diantaranya ada: pramuka, tapak suci, rebana, pantomim, drum band, seni lukis (menggambar), dan baca tulis Al-Qur’an (BTA). Kegiatan ekstrakurikuler diikuti oleh siswa kelas 2 sampai kelas 6. Dan di semester 1 ini, semua siswa kelas 2 sampai kelas 6 wajib mengikuti ekstrakurikuler yang ada di SD Muhammadiyah 11 Semarang.
D.  Kegiatan Administrasi di Sekolah
Kegiatan administrasi di SD Muhammadiyah 11 Semarang
E.  Komunikasi dengan Anggota Sekolah : Siswa, Karyawan, Guru, Guru Pembimbing Magang dan Kepala Sekolah
         Komunikasi yang dijalin dengan anggota sekolah sangat baik. Terutama bapak dan ibu guru sangat ramah dan sudah menganggap mahasiswa magang 3 seperti keluarga besar di SD Muhammadiyah 11 Semarang. Warga sekolah di SD Muhammadiyah 11 Semarang juga murah senyum dan memiliki sopan santun yang baik.
F.   Lain-lain (sesuai realita yang dijumpai di lapangan)
       Di SD Muhammadiyah 11 Semarang, kelas 1 terdapat 3 kelas paralel yaitu kelas Ummar, Usman, dan Abu Bakar. Untuk kelas 2 sampai kelas 6 hanya terdapat 1 kelas paralel. Setiap kelas yang ada di SD Muhammadiyah 11 Semarang terdapat 15 sampai 33 siswa.
        Ada banyak kegiatan yang telah kami lakukan selama magang 3 di SD Muhammadiyah 11 Semarang, yaitu ada kegiatan apel pagi yang dilaksanakan setiap pagi pukul 07.00-07.30 di halaman sekolah. Kegiatan apel pagi digunakan untuk menyampaikan informasi-informasi penting dan untuk mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
      Selain apel pagi  yang dilaksanakan setiap pagi, ada juga kegiatan sholat dhuha yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali pada hari Senin pagi pukul 07.00-07.45 yang diikuti oleh semua siswa kelas 1 sampai kelas 6 beserta bapak dan ibu guru. Selain itu, setiap hari jumat diadakan kegiatan senam pagi yang diikuti oleh semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 beserta bapak dan ibu guru. Senam pagi ini dilakukan pada pukul 07.00-08.00.
         Selanjutnya kegiatan yang kami ikuti selama magang 3 di SD Muhammadiyah 11 Semarang ada kegiatan shalat Idul Adha di sekolah dilanjutkan pemotongan hewan kurban di sekolah. Kemudian ada acara pengajian ahad pagi yang diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 26 Agustus 2018 pukul 06.00-08.30 di SD Muhammadiyah 11 Semarang. Peserta pengajian ahad pagi yaitu ada dari PCP Yayasan Muhammadiyah, bapak dan ibu guru, serta wali murid TK, SD, dan SMP Muhammadiyah. Kegiatan pengajian ahad pagi berjalan dengan lancar dan tertib. 
G. Simpulan dan Saran
        Selama saya magang 3 di  SD Muhammadiyah 11 Semarang sangat menyenangkan karena warga sekolahnya ramah, baik, murah senyum dan memiliki sopan santun yang tinggi. Sehingga hal-hal baik tersebut dapat menjadi contoh dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lampiran