MENGUPAS TENTANG TOKOH PENDIDIKAN : KI HAJAR DEWANTARA
Banyak tokoh yang berpengaruh dalam
pemikiran pendidikan, diantaranya ada Ki Ajar Dewantara (orang jawa biasa
menyebutnya “Ki Hajar Dewantara”). Beliau memiliki nama lain yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
Di indonesia
ini, untuk pendidikan masih tergolong ke dalam negara yan berkembang
dibandingkan dengan negara Filandia.
Negara Filandia
|
Negara Indonesia
|
-
Banyak pofesor
yang terjun di TK atau SD untuk menjadi kepala sekolah. Mereka tidak memiliki
rasa gengsi dengan gelar profesor yang dimiliki saat harus mengabdi menjadi
kepala sekolah di institusi pendidikan TK atau SD.
-
Cara berpikir
negara ini menganut pola pikir filsafat Ki Hajar Dewantara.
|
-
Profesor
di Indonesia banyak yang mengedepankan gengsi saat mereka harus mengajar
dalam institusi TK atau SD.
|
Dari uraian tabel di atas, maka Sebago
bangsa Indonesia kita harus bangga karena kita memiliki anak bangsa seperti Ki
Hajar Dewantara yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Sehingga menjadikan
negara lain terinspirasi untuk memajukan pendidikannya.
Kita sebagai bangsa
yang baik harus bisa menjaga dan mengingat hal-hal baik yang telah diwarisi
oleh para leluhur untuk kemajuan negara ini. Hal ini sangat cocok dengan film
yang berjudul “Remember Me”. Dalam film tersebut, hikmah yang bisa di petik
bahwa kapanpun, dan dimanapun kita harus selalu ingat dengan leluhur.
Pendidikan Nasional pendidikan
nasional lahir dari rasa kemerdekaan. Kemedekaan
memiliki makna memahami keterbatasan. Ibarat pemain bola yang bebas bermain, namun harus memahami batas-batas.
Dalam pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara menuliskan bahwa “manusia merdeka
yaitu lahir dan batinnya tidak menggantungkan orang lain.
Kemerdekaan ada 3 hal :
1. Berdiri
sendiri.
Maksudnya adalah bahwa individu tidak diperintah atau
dijajah negara lain atau dengan kata lain merdeka.
2. Tidak tergantung orang lain.
2. Tidak tergantung orang lain.
Maksudnya adalah individu tersebut harus bisa mandiri.
3. Dapat mengatur diri sendiri.
Maksudnya
adalah bahwa setiap individu dapa mengendalian diri
terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan.
Setiap 2 Mei kita pasti akan teringat pada kiprah seorang Ki
Hajar Dewantara. Dialah tokoh dan pelopor pendidikan pada masa pergerakan
Indonesia melawan penjajah Belanda.
Kiprah
dan aktivitas Ki Hajar Dewantara dalam mendirikan dan mengembangkan sekolah
Taman Siswa mulai 1922. Kemudian menjadi titik pijak peringatan Hari Pendidikan
Nasional atau Hardiknas setiap 2 Mei.
Dia juga terkenal dengan semboyan Tut Wuri Handayani yang teks aslinya berbunyi ”Ing ngarsa
sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Arti dari semboyan
ini adalah tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan
dorongan dan arahan). Kemudian ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara
murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide). Ing ngarsa sung tulada (di
depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada 2 Mei
1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Dia berasal dari
lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Saat
genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara.
Semenjak saat itu, dia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya dia dapat bebas
dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Perjalanan hidupnya
benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Dia
menamatkan sekolah dasar di ELS (sekolah dasar Belanda). Kemudian sempat
melanjutkan ke STOVIA (sekolah dokter Bumiputera), tetapi tidak sampai tamat
karena sakit.
Dia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara
lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer dan Poesara. Pada masanya, dia tergolong penulis andal.
Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu
membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Aktif berorganisasi
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, dia juga aktif
dalam organisasi sosial dan politik. Pada 1908, dia aktif di seksi propaganda
Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat
Indonesia pada waktu itu. Terutama mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan
dalam berbangsa dan bernegara.
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi)
dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, dia mendirikan Indische Partij. Partai politik
pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia itu berdiri pada 25 Desember 1912
dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka.
Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh
status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Akan tetapi, pemerintah
kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg berusaha menghalangi
kehadiran partai ini. Gubernur menolak pendaftaran itu pada 11 Maret 1913.
Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan
rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang pemerintah
kolonial Belanda.
Setelah zaman kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah
menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama.
Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan
pahlawan pendidikan (Bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei
dijadikan Hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai
Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun
1959, 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor
Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada 1957.
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu,
dia meninggal dunia pada 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.
Perjuangan dan langkah Ki Hajar Dewantara harus menjadi inspirasi bagi kaum
muda saat ini. Ki Hajar Dewantara memberikan garis
besar pendidikan nasional baik secara praktik maupun konsepsi. Namun demikian,
tidak banyak yang tahu secara jelas jasa-jasa, dan hal-hal yang telah
diperjuangkan oleh pemilik nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini
hingga akhirnya ia ditetapkan sebagai tokoh pendidikan nasional.
Berikut ini beberapa
hal yang mungkin tidak banyak diketahui orang tentang Ki Hajar Dewantara yang
lahir pada 2 Mei 1889 dalam memperjuangkan pendidikan untuk kaum pribumi,
dikutip dari berbagai sumber.
1.
Menentang Penertiban Sekolah Liar
Seperti dalam terminologi sejarah yang ditulis AB Lapian, Ki Hajar
Dewantara telah berjuang menentang ordonansi (pengaturan) sekolah liar serta
diberlakukannya sistem pajak rumah tangga Taman Siswa sejak tahun 1932. Ia
menentang diskriminasi tunjangan anak di sekolah pemerintahan dan sekolah
swasta.
Saat era pendidikan Belanda, tidak semua warga Indonesia bisa
bersekolah. Hanya mereka yang keturunan priyayi alias bangsawan yang bisa
mengenyam pendidikan. Gelisah akan kondisi pendidikan Hindia Belanda yang
diskriminatif, ia akhirnya mendirikan Taman Siswa. Tujuannya untuk memperluas
akses pendidikan bagi semua kalangan.
3. Dibuang ke Belanda
Akibat aksi-aksi serta pemikirannya
yang revolusioner terhadap pemerintahan kolonial, ia menjadi sorotan pemerintah
Hindia Belanda saat itu. Akhirnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda
mengeluarkan keputusan pada 18 Agustus 1913 untuk mengasingkan Ki Hajar
Dewantara ke Belanda. Ia menjalani masa pembuangan selama enam tahun, hingga
pada 6 September 1919 kembali ke Indonesia.
4.
Keluar Masuk Penjara
Pembuangan
selama enam tahun ternyata tidak membuat Ki Hajar Dewantara takut. Ia justru
kian semangat mengobarkan semangat-semangat revolusioner lewat pendidikan.
Dalam salah satu tulisannya, ia dianggap menghina dan melecehkan Ratu Belanda.
Akhirnya pada tahun 1920, ia mulai rajin keluar masuk penjara. Ia sempat dibui
di Pekalongan, setelah sebelumnya di Mlaten, Semarang.
Mendirikan Taman Siswa
Pada
tahun 1919, Ki Hajar
Dewantara kembali ke Indonesia. Ia bergabung dan menjadi guru dalam
sekolah binaan saudaranya. Di sini ia mempunyai pengalaman mengajar yang
kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang
akan dia dirikan. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara
berhasil mendirikan sebuah sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa. Perguruan
ini menekankan pendidikan
rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia. Hal ini agar mereka mencintai bangsa
dan tanah air, serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Pemerintah Belanda
sempat akan menutup sekolah ini pada 1 Oktober 1932. Namun karena kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam
memperjuangkan haknya, sehingga rencana tersebut gagal.
Kunjungi juga blog Filsafat Pendidikan dari mahasiswa 7D PGSD di bawah ini:
⏬⏬⏬
1. Aushof
https://gurumuda18.blogspot.com/2018/10/yuh-adil-jujur-dalam-hidup.html?m=1
2. Danang
sinaumenmbener.blogspot.com/2018/10/tokoh-lokal-yang-menjadi-gurunya.html
3. Yuliana Puspitasari
https://yulianapuspitasari95.blogspot.com/2018/10/indonesia-punya-ki-hajar-dewantara.html?m=1
4. Rista Karisma
http://riistha.blogspot.com/2018/10/tokoh-pendidikan-indonesia.html
5. Ivan zhayoga
https://apinz97.blogspot.com/2018/10/pendidikan-indonesia-pertemuan-3-2.html?m=1
https://gurumuda18.blogspot.com/2018/10/yuh-adil-jujur-dalam-hidup.html?m=1
2. Danang
sinaumenmbener.blogspot.com/2018/10/tokoh-lokal-yang-menjadi-gurunya.html
3. Yuliana Puspitasari
https://yulianapuspitasari95.blogspot.com/2018/10/indonesia-punya-ki-hajar-dewantara.html?m=1
4. Rista Karisma
http://riistha.blogspot.com/2018/10/tokoh-pendidikan-indonesia.html
5. Ivan zhayoga
https://apinz97.blogspot.com/2018/10/pendidikan-indonesia-pertemuan-3-2.html?m=1
7. Farida widyastutik
http://faridawidyastutik.blogspot.com/2018/10/filsafat-pahlawan-pendidikan-ki-hajar.html?m=1
8. Ardian pahlevi
https://pahleviardian532.blogspot.com/2018/10/pendidikan-di-indonesia.html?m=1
9. Elisa
https://elisae552.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-part-2.html?m=1#morehttp://faridawidyastutik.blogspot.com/2018/10/filsafat-pahlawan-pendidikan-ki-hajar.html?m=1
8. Ardian pahlevi
https://pahleviardian532.blogspot.com/2018/10/pendidikan-di-indonesia.html?m=1
10. Dwi Novita
http://dwinuvita.blogspot.com/2018/10/pergikeluar-negeri-itu-seperti.html
11. Istikholah
https://istikholah2112.blogspot.com/2018/10/pendidikan-indonesia.html?m=1
12. Lisa ariana dewi
http://lisaarianadewi.blogspot.com/2018/10/belajar-dari-ki-hajar-dewantara-ki.html?m=1
13. Intan Nurma P.
http://intannurmapertiwi.blogspot.com/2018/10/ki-hajar-dewantara.html?m=1
14. Garda Perkasha
https://indonesiamasakinii.blogspot.com/2018/10/point-ii-selamat-datang-di-blogini-lagi.html?m=1
15. Dhita FS
https://15120480dhitafajarsetyarini.blogspot.com/2018/10/review-perkuliahan-filsafat-pendidikan.html?m=1
16. Nidha Nur Latifah
http://ninuland.blogspot.com/2018/10/thing-globally-act-locally.html?m=1
17. Mas Amah Tul Islami
http://masamah08.blogspot.com/2018/10/pejuang-pendidikan-di-indonesia.html 18.Nur Afidah http://fidamore.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan.html
19. Hanif Faizah
https://haniffaizah97.blogspot.com/?m=1
20. Julian Indah
http://julianindahp30.blogspot.com/2018/10/ki-hajar-dewantara.html
21. Melinda Pangestika
https://melindapangestika.blogspot.com/2018/10/tokoh-indonesia.html
22. Mar'atush Sholichah MR
anugrahilmuku.blogspot.com/2018/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1
23. Putri wahyuning C.P
http://putricandra11.blogspot.com/2018/10/pada-kesempatan-kali-ini-saya-akan.html?m=1
24.Tegar Dheka Pradana
http://doelgemok.blogspot.com
25. Nurul Khoimah
http://nurulkhoimah.blogspot.com/2018/10/pendidikan-selasa2-oktober-2018-1620.html
26. Ulfah Fitria Setiyani
https://ulfahfitriasetiyani.blogspot.com/2018/10/mengapaki-hadjar-dewantara-berkaitan.html
27.Nurul Arifah
https://nurularrifah.blogspot.com/2018/10/pemikiran-dari-ki-hajar-dewantara.html?m=1
28. Rischa dwi Arianti
http://rischadwiarianti.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan.html?m=1
29. Vita Fatimatu Z
https://vitafaz.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan.html?m=1
30. Deodora adesita
http://adesitadeodora.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-2.html
31. Anggita Nurohmah N
http://anggitanurohmahnoviyanti.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-2.html
32. Estima titi hapsari
http://esttitihapsari.blogspot.com/2018/10/nasional-meneladani-tokoh-lokal-yang.html?m=1
33. Ika Suryani Setyaningsih
https://ikasurya15.blogspot.com/2018/10/ki-hajar-dewantara.html?m=1
34. Elisa
https://elisae552.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-part-2.html?m=1#more
No comments:
Post a Comment